Sumber: repository.ui.ac.id/ |
Sebelumnya
pernahkah mendengar tentang Megapolitan? Apasih itu Megapolitan? Mungkin masih
banyak dari kita yang belum mengetahui mengenai arti kata tersebut. Megapolitan
adalah suatu kota yang mempunyai ciri-ciri jumlah penduduk yang sangat besar,
biasanya lebih dari 10 juta jiwa.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki kota
megapolitan, yaitu Jakarta. Sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di
Jakarta dengan berbagai alasan, seperti yang kita ketahui Jakarta merupakan Ibu
kota dari Indonesia. Banyak sekali orang sari berbagai daerah tinggal di
Indonesia, terkadang mereka menetap atau hanya berkunjung lalu kembali ke
daerah mereka masing-masing.
Mungkin masih banyak
pertanyaan-pertanyaan dibenak kita, apakah di kota besar dan memiliki banyak
penduduk masih mengembangkan kebudayaan dan mencintai kebudayaan asli
Indonesia? Atau malah sudah meninggalkan budaya asli Indonesia dan malah
memilih budaya luar yang dianggap lebih kekinian
dan lebih menarik seiring berkembangnya zaman? Seperti yang kita ketahui bahwa
seiring munculnya globalisasi, berdampak besar dalam kehidupan masyarakat
terutama dalam bidang budaya, yaitu munculnya Westernisasi. Westernisasi
menyebabkan pola pikir masyarakat modern berubah, masyarakat cenderung
meninggalkan kebiasaan/budaya lama mereka dan memilih untuk mengikuti budaya
luar yang masuk di Indonesia, seperti cara berpakaian, musik, tarian dan
sebagainya yang menyebabkan budaya tradisional kita menjadi tertinggal dan
lama-kelamaan akan hilang.
Bagaimana cara mengatasi hal
tersebut? Cara terbaik untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menyikapi
globalisasi dengan baik. Jadi, kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa
memilih dan menyaring kebudayaan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia dengan
baik, tidak hanya menerima semua dampak positif dan negatifnya, tetapi
mengambil hal positif dan hal yang negative janganlah kita ambil. Dengan
menyaring hal positif tersebut kita dapat mengembangkan kebudayaan kita dan
dapat belajar budaya baru tanpa meninggalkan budaya lama kita.
Dikota sebesar Jakarta, masih sering
kita temukan kebudayaan asli Betawi yang masih kental, walaupun banyak
masyarakat dari luar daerah yang tinggal di Jakarta. Berikut merupakan beberapa
kebudayaan asli Betawi yang masih ada sampai saat ini dan masih dilestarikan
oleh generasi muda:
1. 1. Ondel-ondel
Sumber: http://www.akarnews.com/ |
Ondel-ondel merupakan kesenian asli Betawi yang
berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80
cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul
dari dalamnya. (sumber: Wikipedia) Biasanya Ondel-ondel seringkali kita temukan
dibeberapa acara adat Betawi dan tidak jarang kita menemukan kesenian ini
dijalanan yang dimainkan oleh seniman Betawi dengan iringan lagu khas Betawi.
2. 2. Roti Buaya
Sumber: https://mudahmenikah.wordpress.com |
Roti buaya adalah hidangan Betawi berupa roti manis berbentuk buaya. Roti buaya senantiasa hadir dalam upacara
pernikahan dan kenduri tradisional Betawi. Suku Betawi percaya bahwa buaya hanya
kawin sekali dengan pasangannya; karena itu roti ini dipercaya melambangkan
kesetiaan dalam perkawinan. Pada saat pernikahan, roti diletakkan di sisi
mempelai perempuan dan para tamu kondisi roti ini melambangkan karakter dan
sifat mempelai laki-laki. Buaya secara
tradisional dianggap bersifat sabar (dalam menunggu mangsa). Selain kesetiaan, buaya juga
melambangkan kemapanan. Akan tetapi kini dalam simbolisme budaya
modern, makna buaya berubah menjadi hal yang buruk, misalnya buaya judi, buaya minum (pemabuk) dan buaya darat (orang yang mata keranjang) (sumber:
Wikipedia) Tradisi ini sudah ada sejak lama dan merupakan hal yang wajib
disetiap pernikahan adat Betawi dan merupakan suatu simbolis yang tidak dapat
lepas dari pernikahan Betawi.
3. 3. Tari Topeng
Sumber: http://jakcity.com/ |
Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian adat
masyarakat betawi di Jakarta yang menggunakan topeng sebagai ciri
khasnya. Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari, music, dan nyanyian.
Seperti pertunjukan teater atau opera, penari menari dengan di iringi suara
music dan nyanyian. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif
lewat gerakan. (sumber: negerikuindonesia.com) Tarian ini sering kita
jumpai pada perayaan Betawi dan juga pada pentas seni,
Selain ketiga kebudayaan tersebut,
masih banyak kebudayaan Betawi lain yang masih kental dan masih dilestarikan
oleh generasi-generasi muda. Jadi, dikota sebesar Jakarta yang memiliki
penduduk yang banyak pun masih saja mengembangkan dan melestarikan budaya
mereka, budaya tersebut dikembangkan agar anak cucu mereka kelak juga dapat
mengetahui dan melestarikan kebudayaan tersebut. Selain itu, yang tidak bisa
dihilangkan dari suatu kota/daerah adalah makanan khasnya. Masyarakat Betawi
memperkenalkan makanan khas Betawi yang mampu menarik perhatian masyarakat dan
mempunyai rasa yang enak, yaitu kerak telor. Makanan sering kita jumpai dalam
acara tahunan Jakarta (Ulang Tahun Jakarta) dan bahkan sekarang makanan khas
ini sudah dapat kita temui disekitaran jalan di Jakarta bahkan juga dapat kita
temui di beberapa tempat makan di Jakarta. Jadi, anggapan bahwa dikota besar
budaya tradisional sudah memudar bahkan tidak ada itu adalah salah, masyarakat
Jakarta mampu menyaring kebudayaan lain yang masuk tetapi terus melestarikan
kebudayaan mereka dan hal ini patut menjadi contoh bagi seluruh masyarakat agar
tetap mencintai budaya sendiri dan dapat mengajarkan kebudayaan kita kepada
generasi-generasi yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar